Kamis, 24 November 2022

Cara Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen

Cara Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra Teks Cerpen

Pada dasarnya cerpen ialah karya sastra yang di dalamnya memaparkan kisah ataupun cerita mengenai manusia dan seluk beluk kehidupannya. Bentuk penulisan cerpen naratif singkat.


Selain itu, cerpen juga bisa berupa bentuk prosa baru yang menceritakan kehidupan pelaku yang bernilai paling penting dan menarik. Alur cerpen memperbolehkan terjadinya konflik atau pertikaian, meskipun tidak merubah nasib tokohnya.

Topik yang dituangkan dalam cerpen tidak jauh dari pengalaman hidup penulisnya sehari-hari. selanjutnya, pengalmaan hidup ini kemudian dinarasikan ke dalam cerpen.


Jika kita tilik dari proses penciptaannya, cerpen tidak semata-mata menggambarkan kehidupan nyata. Melainkan juga berdasar pada pandangan pengarang atau penulis.

Ciri-ciri Cerita Pendek (Cerpen)

Cerpen memiliki ciri-ciri utama yaitu berbentuk prosa naratif fiktif. Bisa juga kita sebut bahwa cerpen memiliki bentuk cerita yang padat dan langsung pada tujuan. Ini tentu saja berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain.


Karya sastra lain meskipun memiliki sifat yang sama-sama fiktif, akan tetapi biasanya mengambil bentuk yang lebih panjang. Di sisi lain, cerita pendek atau cerpen bentuknya pendek.

Adapun ciri-ciri cerita pendek atau cerpen selangkapnya di bawah ini.


Ciri-ciri Cerpen

1. Cerpen memiliki alur cerita yang lebih sederhana.


2. Tokoh yang terlibat dalam cerpen hanya sedikit.


3. Pelukisan latar hanya sesaat dan lingkupnya terbatas.


4. Cerpen hanya terdiri atas 3-10 halaman.


5. Biasanya habis di baca dalam sekali duduk.


6. Cerpen hanya memiliki satu plot atau alur.


7. Perwatakan tokoh cerpen di terangkan secara singkat.


8. Jumlah tokoh yang terlibat dalam cerpen terbatas

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Cerpen

Pengertian kegiatan mengidentifikasi cerpen ialah bentuk kegiatan untuk menguraikan, menelaah, atau menjelaskan unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen.


Sebagaimana kita ketahui sebelumnya, bahwa unsur pembangun cerpen terdiri atas unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.


1. Unsur Intrinsik Cerpen

Sebuah cerpen tentu saja memiliki unsur intrinsik sebagai salah satu unsur pembangun karya sastra di dalamnya. Unsur intrinsik cerpen ialah unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu sendiri.

Sedangkan yang termasuk dalam kategori unsur intrinsik cerpen terdiri atas: tema, amanat, latar, sudut pandang, alur, tokoh dan karakternya, majas atau gaya bahasa.


Pembahasan selengkapnya mengenai unsur intrinsik cerpen di paparkan sebagai berikut.


a. Tema Cerpen

Tema cerpen merupakan ide cerita yang menjadi persoalan pokok sebuah cerita. Penentuan tema yang di pergunakan dalam cerita dapat berasal dari pengamatan pengarang terhadap beragam peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.


Sebagai pembaca, kita bisa memahami tema cerpen jika sudah membaca keseluruhan cerpen.


b. Amanat

Amanat dapat menjadi media bagi pengarang untuk menyampaikan sesuatu kepada pembaca, baik yang bersifat negatif ataupun positif.


Dengan kata lain, amanat merupakan pesan berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap permasalahan yang ada dalam cerita yang ingin di sampaikan oleh pengarang.


c. Latar atau Setting Cerpen

Latar atau setting cerpen merujuk pada tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang di ceritakan dalam cerpen.


Di samping itu, latar juga bisa memberikan pijakan awal cerita secara jelas dan nyata atau konkret.

Dalam sebuah cerpen, latar dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.


Sebagai salah satu bagian dari unsur instrinsik sebuah cerpen, latar dapat menggambarkan tempat, waktu, suasana peristiwa dalam cerita.


d. Sudut Pandang

Visi pengarang cerpen dalam memandang suatu peristiwa yang kemudian digambarkan dalam cerpen dapat kita sebut dengan istilah visi pengarang.


Pertanyaan yang biasa kita pakai untuk mengetahui sudut pandang pengarang misalnya, “Siapakah yang menceritakan kisah tersebut?”


Secara umum terdapat beberapa sudut pandang. Di antaranya sudut pandang orang pertama, sudut pandang peninjau atau orang ketiga, dan sudut pandang campuran. Gaya bahasa yang dipakai pada sudut pandang orang pertama biasanya sudut pandang “aku”).


e. Alur atau Plot

Alur atau plot merupakan urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Kita harus selalu memegang konsep bahwa alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi. Melainkan juga menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi.


Keberadaan alur dalam sebuah cerita pendek dapat membuat sebuah cerita menjadi berkesinambungan.


Oleh sebab itu, banyak orang yang mengatakan bahwa alur bisa juga di sebut dengan susunan cerita atau jalan cerita.


Kita mengenal dua cara yang dapat digunakan untuk menyusun bagian-bagian cerita, yaitu:


Pertama, pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan.


Peristiwa-peristiwa dalam cerpen disusun secara berurutan oleh pengarang mulai dari tahap perkenalan sampai dengan penyelesaian. Sedangkan urutan peristiwa yang lazim meliputi:


1) Melukiskan keadaan (situation)


2) Peristiwa mulai bergerak (generating circumstances)


3) Keadaan memuncak (rising action)


4) Mencapai titik puncak (klimaks)


5) Pemecahan atau penyelesaian masalah (denouoment)


Kedua, pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan.


Cerpen dapat bermula dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah kemudian merujuk kembali pada peristiwa-peristiwa yang mengawalinya. Susunan seperti ini kita sebut dengan alur mundur.


Sedangkan pengertian alur secara umum ialah jalan cerita atau rangkaian jalannya cerita, pertentangan, atau konflik.


Terdapat 3 jenis alur dalam cerpen, yaitu: alur maju, alur mundur, dan alur campuran.


Terakhir, terdapat 5 tahapan dalam alur yang biasa terdapat dalam cerpen, yaitu:


1) perkenalan


2) penanjakan


3) klimaks


4) puncak klimaks


5) anti klimaks atau penyelesaian


f. Tokoh dan Karakternya

Tokoh dalam cerpen merujuk pada orangnya, atau pelaku cerita dalam cerpen. Sedangkan karakter tokoh merujuk pada watak pelaku cerita.


Perwatakan atau karakter menunjukkan sifat dan sikap para tokoh yang secara tidak langsung menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh.


Dalam sebuah cerpen, tokoh cerita menempati posisi yang strategis. Tokoh cerita dapat berfungsi sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.


Cerpen dan banyak jenis cerita lainnya mengenal dua macam penokohan. Yaitu tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis menjadi aktualisasi atau perwujudan nyata norma-norma atau nilai-nilai ideal.


Kesimpulannya, tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.


Sedangkan tokoh antagonis ialah tokoh yang menyebabkan terjadi permasalahan atau konflik. Ia juga menjadi penentang tokoh protagonis.


Terdapat 3 jenis tokoh, yaitu:


1) Protagonis, disebut juga sebagai tokoh utama. Tokoh protagonis ialah tokoh dalam cerpen yang biasanya berperilaku baik dan menjadi teladan.


2) Antagonis, merupakan tokoh yang menjadi penentang tokoh utama. Tokoh antagonis ialah tokoh yang biasanya berperilaku jahat.


3) Tritagonis, jenis tokoh yang mendukung tokoh utama. Tokoh tritagonis merupakan tokoh yang biasanya membantu tokoh protagonis dan berperilaku baik.


Untuk memperlihatkan penokohan perwatakan dalam cerpen, kita dapat menggunakan teknik analitik (menyebutkan secara langsung), dan teknik dramatik (penyebutan secara tidak langsung).


g. Majas atau Gaya Bahasa

Majas atau gaya bahasa ialah cara khas penulis dalam menyusun dan menyampaikan dalam bentuk tulisan dan lisan.


Adapun ruang lingkup dalam tulisan mencakup penggunaan kalimat, pemilihan kata atau diksi, penggunaan majas, dan penghematan kata.


Kesimpulannya, gaya bahasa merupakan bentuk seni pengungkapan seorang pengarang dalam karya tulisnya.


2. Unsur Ekstrinsik Cerpen

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, unsur pembangun karya sastra dalam cerpen terdiri atas dua hal, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.


Unsur ekstrinsik cerpen ialah unsur yang membentuk cerpen yang berasal dari luar.


Dalam unsur ekstrinsik cerpen, terdapat tiga hal utama yaitu : latar belakang masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.


Penjelasan selengkapnya sebagai berikut.


1. Latar Belakang Masyarakat

Salah satu dari tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen adalah latar belakang masyarakat. Sedangkan latar belakang masyarakat tersebut mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan politik.


2. Latar Belakang Pengarang

Latar belakang pengarang mencakup riwayat hidup penulis cerpen, pendidikan, agama, kondisi psikologis, dan aliran sastra yang di anutnya.


3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen berkaitan dengan agama, sosial, moral, dan budaya.


Dalam cerpen, nilai agama terkait dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dari dalam teks cerpen.


Sedangkan nilai sosial terkait dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksi sosial antara para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.


Adapun nilai budaya terkait dengan kebudayaan, kebiasaan, serta tradisi adat istiadat.


Selanjutnya, di bawah ini admin sajikan contoh cara mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerpen.


Contoh Cara Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen

Silahkan simak terlebih dahulu penggalan cerpen berjudul “Kebaikan Membawa Keberuntungan” berikut ini.


Kebaikan Membawa Keberuntungan

Meskipun dia harus berjualan di sekolah, dia sama sekali tidak merasa malu. Padahal banyak teman-temannya yang selalu mengejek dirinya.


Bahkan ada sebagian guru yang tidak menyukai perbuatanya tersebut, tetapi itu semua tidak menjadi masalah bagi Doni.


Dia telah kebal dengan itu semua karena dia memiliki cita-cita yang lebih kuat dari ejekan-ejekan yang menghampirinya.


“Kamu masih membeli makanan kotor itu Aisyah?” kata Anjar dengan nada menghina.


“Kenapa kamu berbicara seperti itu”


Apa kamu tidak malu makan makanan seperti itu. Donat itu mengandung kuman yang sangat banyak. Kalau kamu mau nanti aku belikan Pizza,” Anjar menjawab sambil merampas donat yang ada di tangan Aisyah dan membuangnya ke tanah.


Melihat perbuatan Anjar, Aisyah menjadi marah. Dia pun hendak menampar wajah Anjar, tetapi Doni menghalanginya.


“Sudahlah Aisyah, nanti aku ganti yang baru. Jangan dipermasalahkan”


“Apa kamu tidak tersinggung dengan perbuatannya?”


“Sudah, tidak apa-apa kok?” jawab Anton.


Kau dengar sendiri kan, dia pun mengakui kalau kue yang dia jual tidak sehat?” ejek Anjar.


Dari penggalan cerpen di atas, identifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerpen tersebut seperti di bawah ini.


Telaah Unsur Pembangun Karya Sastra

1. Tema : Perekonomian


2. Amanat : Janganlah mengejek oran glain yang berada dalam keadaan ekonomi kurang. Kita harus selalu menghargai usaha orang lain.


3. Latar Waktu : Siang hari.


4. Latar Tempat : Di Sekolah


5. Latar Suasana : Menegangkan


6. Sudut Pandang : Orang Ketiga


7. Alur : Maju, dengan rincian kejadian sebagai berikut.


a. Doni berjualan donat sambil sekolah, sering diejek teman-temannya tetapi ia tetap berjualan.


b. Doni kebal terhadap ejekan.


c. Anjar menyalahkan Aisyah yang membeli donat Doni. Anjar merebut donat Aisyah dan membuangnya dengan mengatakan donatnya banyak kumannya.


d. Aisyah marah dan hendak menampar wajah Anjar tapi dihalangi Doni, dan akan mengganti donat yang dibuang Anjar.


e. Anton melerai peristiwa tersebut, tapi Anjar tetap mengejak Doni.


8. Tokoh dan karakternya : Anjar (suka mengejek), Aisyah (lekas marah), Doni (sabar), Anton (suka damai)


9. Gaya Bahasa : majas atau gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam gaul anak remaja dengan banyak dialog.


Demikianlah paparan mengenai cara mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra dalam teks cerpen. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan Anda.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates